Minggu, 02 Desember 2012

Sinopsis Mengejar Matahari


Mengejar Matahari

Judul             :   Mengejar Matahari
Penulis         :   Eugene O’kelly
Penerbit      :   think Jogjakarta
Cetakan       :   I (pertama)
Tebal             :   273 halaman

Buku ini yang mengisahkan kehidupan seseorang pengidap kanker otak stadium lanjut yang ditulis langsung oleh penderita kanker itu sendiri. Penulisnya yaitu Eugene O’Kelly (Gene). Ia memiliki seorang istri bernama Corrine O’Kelly dan dua orang anak yaitu Marianne yang sudah memiliki dua anak dan Gina yang saat itu berusia 13 tahun. Kisah inspiratif Gene bermula ketika Gene divonis dokter bahwa hidupnya tinggal tiga bulan lagi. Vonis itu ia terima pada bulan Mei tahun 2005. Ia divonis mengidap Glioblastoma Multiforme. Monster ganas yang juga disebut astrositoma tahap IV ini adalah tumor otak primer paling umum dan agresif. Saat divonis dokter, Gene berusia 53 tahun dan ia sedang dalam masa kejayaannya dalam pekerjaannya sebagai CEO disebuah firma besar di Amerika Serikat. Dalam bukunya, Gene yang merupakan penghobi olahraga golf terpikir akan tanggung jawabnya sebagai pimpinan dan eksekutif utama KPMG di Amerika Serikat. Ia tepilih menjadi pejabat KPMG pada tahun 2002, dan masa jabatannya berakhir pada tahun 2006. Ia berpikir, bagaimana ia bisa menyelesaikan tanggung jawabnya, jika dipenghujung tahun 2005 ia harus menemui ajalnya.
Suatu malam, Gene mendapati dirinya bertengger di sebuah tempat yang sangat jauh berbeda: disebuah kursi logam keras, melihat ke arah dokter di seberang meja. Matanya seolah memberitahunya bahwa ia akan mati. Gene tidak pernah membayangkan jika suatu saat ia akan mengucapkan selamat tinggal kepada Corrine, isterinya. Walaupun Gene menganggap hidupnya sebagai karunia, tetapi hidupnya juga kutukan. Itulah yang memberatkan hati Gene untuk meninggalkan orang-orang yang ia sayangi.
Pada bab kedua, dalam buku ini diceritakan saat-saat Gene menjalani hidup yang serba ada, menjadi CEO dan ketua KPMG dengan omzet $4 triliun dan membawahi 2.000 orang pegawai. Tak disangka, bahwa hal-hal itu adalah kisah dipenghujung hidupnya. Suatu hari, Gene dan isterinya menghadiri pesta pernikahan keponakan perempuan mereka. Sepanjang acara gladi resik jamuan makan malam, pandangan Corrine seolah tak lepas dari diri Gene. Corrine terus-menerus memandanginya. Dengan pandangan yang ganjil, lalu Corrine menyentuh wajah Gene. Belakangan, Gene memperhatikan wajahnya di cermin dan menemukan apa yang aneh. Wajahnya terlihat begitu berbeda, daerah di sekitar mulut Gene sesekali bengencang, sementara otot-otot pipi sebelah kanan terus-menerus berkedut. Itu ternyata merupakan gejala Bell’s Palsy. Gejala tersebut merupakan gejala kelumpuhan otot wajah dan disebabkan oleh virus.
Pada 24 Mei 2005, Gene dan Corrine mengunjungi ahli syaraf. Mereka yakin bahwa Gene hanya mengalami gejala Bell’s Palsy yang tidak terlalu membahayakan. Setelah itu, dokter ahli memeriksa kondisi tubuhnya, dan Gene melakukan berbagai tes. Lalu dokter menyuruhnya untuk menjalani tes MRI keesokan harinya. Sambil menunggu esok hari datang, Gene dengan penuh semangat tetap melanjutkan pekerjaan-pekerjaannya. Keesokan harinya, Gene dan Corrine duduk di ruang praktik doktr ahli syaraf. Lalu dokter menunjukkan citraan otaknya diatas papan bercahaya, dan yang dilihat adalah kondisi otak Gene sebelah kanan bersih tanpa bercak, tetapi otak kanannya berwarna pucat dan dipenuhi titik-titik berbagai ukuran yang seolah terlihat seperti rasi bintang. Ternyata itu adalah kondisi otak Gene yang mengidap kanker otak stadium lanjut.
Setelah melalui berbagai proses pengobatan dan terapi, kepala Gene kemudian di biopsi sehingga kepalanya harus dibebat. Pada bab ketiga, dikisahkan bahwa Gina terlihat bingung, bagaimana cara ia menyatakan kasih sayangnya kepada sang ayah. Tetapi kakak perempuannya, Marriane sekaligus ibu dari dua orang anak tanpa bingung dan ragu langsung memeluk erat ayahnya.
Melihat kekurangan pada dirinya, Gene akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan memilih protokol medis yang memungkinkannya untuk sembuh atau justru mati. Gene juga bertekad untuk memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya, Protokol medis yang harus dilakukan oleh Gene salah satunya adalah kemoterapi. Karena melakukan kemoterapi, Gene dapat merasakan dampak bahan kimia yang masuk kedalam tubuhnya saat kemoterapi mulai bereaksi pada ginjal dan livernya. Perutnya terasa muak pasca kemoterapi. Selain berdampak bagi fisiknya, kemoterapi itu juga mempengaruhi psikologinya. Karena itu, pikiran Gene mulai terpecah, antara ginjal dan livernya, juga mengenai tumor di otaknya. Genepun mulai bergantung pada obat-obatan, sejak mengidap tumor itu dan pasca kemoterapi, obat-obatanlah yang menggerakkan hidup Gene.
Selain harus menjalani kemoterapi, Gene juga harus menjalani radiasi. Yaitu upaya untuk memperkecil tumor pada otaknya. Pada proses radiasi, Gene dilarang menggerakkan kepalanya meski hanya seperdelapan inci. Kalau ia bergerak, radiasi sinar yang ditembakkan ke kepalanya tidak akan bekerja baik dan akan merusak segalanya.
Sisa-sisa hidup Gene dihabiskannya sebagai perpisahan dengan orang-orang yang dikasihinya. Gene kemudian menuliskan daftar orang-orang yang ingin ditemuinya untuk terakhir kali dan mencatat hal-hal menyenangkan yang pernah dilalui Gene bersamanya orang itu, bagaimana mereka bertemu, apa yang membuatnya terkesan terhadap orang itu, dan kenangan lainnya. Dan reaksi orang-orang tersebut ketika meendengar bahwa Gene ingin menemui mereka adalah kesedihan luar biasa, sampai mereka tidak bisa menahan lagi air matanya. Gene berterimakasih kepada mereka karena telah masuk kedalam kehidupannya.
Selama berminggu-minggu, Gene merencanakan pemakamannya. Ia ingin ibadah pemakamannya diselenggarakan di Gereja Episkopal St. James. Ia juga ingin peti jenazahnya diusung oleh enam orang yang sudah dipilihnya. Pendeta yang akan berkotbah juga ia pilih, karena ia suka dengan kotbahnya. Ia juga menginginkan lagu-lagu pemakamannya diiringi harpa dan flute, ia tidak ingin diiringi musik organ. Gene juga berharap Gina menuliskan puisi pada pemakamannya, dan kakak perempuannya yang membacakannya didepan para undangan.
Setelah melewati masa-masa radiasi, Gene bersama istri dan anak-anaknya juga menyempatkan diri untuk pergi ke Danau Tahoe, yaitu tempat peristirahatannya bersama keluarga. Ia sangat senang berada disana sambil bermain golf, melewati satu hole ke hole lainnya. Mereka lalu menyewa kapal dan berlayar ke danau. Hal itu ia lakukan sebagai acara perpisahan dengan keluarganya.
Pada buku ini, bab ketujuh ditulis oleh isteri Gene, Corrine O’Kelly. Corrine pada bab ini menceritakan tentang detik-detik kematian suaminya yang penuh dengan cinta dan kedamaian.
Suatu malam, ketika Gene bersandar pada suatu kursi kulit besar, ia terkena serangan grand mal. Badannya menggigil, gemetar, dan berguncang sepanjang serangan itu. Mulutnya terus mencoba nemanggil nama Corrine. Serangan itu berlangsung selama lima menit. Corrine dengan sigap langsung memanggil 911, lalu Gene dibawa ke Rumah Sakit. Ia dibawa ke unit gawat darurat. Corrine menunggu selama tiga jam selagi dokter memeriksa keadaan suaminya. Keesokan harinya, Gene tidak lagi merasa sakit dan takut. Saat itulah waktu yang tepat bagi Marianne, anak sulung Gene untuk berbincang-bincang sebagai waktu perpisahannya. Setelah tiga hari dirumah sakit di Reno, Gene dipindahkan ke rumah sakit Sloan-Kettering. Dokter memperbolehkannya pulang kerumah untuk menjalani perawatan dirumah. Tetapi, minggu itu merupakan mimpi buruk bagi Corrine, kondisi Gene memburuk seiring dengan nafsu makannya yang mulai menurun dan diperparah dengan embolisme paru-paru. Dokter memaksakan untuk menjalani suatu tes, tetapi Gene menolak keras. “Tidak ada lagi tes”, katanya tegas. Ia memang sudah memasrahkan hidupnya kepada Sang Khalik.
Pada hari Selasa tanggal 6 September 2005, Gene tidak mau lagi makan. Ia mengatakan kepada isterinya bahwa malam itu ia akan mati. Tetapi pada hari Rabu, ia tidak juga meninggal. Ia menegaskan bahwa dipenghujung hidupnya ia sama sekali tidak ingin menggunakan obat-obatan. Sehingga apapun perintah dokter untuk minum obat, ia dengan tegas menolaknya.
Hari Sabtu merupakan hari terakhir kehidupan Gene. Pada hari itu, ibunya baru saja mendarat di Tahoe. Gene ternyata memaksakan diri untuk bertahan sampai ia bertemu dengan ibunya. Pada Sabtu malam, pada pukul 20.01, tepatnya dua jam setelah kedatangan ibunya, Gene menghembuskan nafas terakhirnya. Ia wafat karena embolisme paru-paru yang kembali menyerangnya. Meskipun Corrine sudah siap akan kepergian Gene, peristiwa itu tetap saja menegangkan karena Corrine belum pernah menyaksikan meninggalnya seseorang sedamai itu. Pemakaman Gene berjalan lancar dan sesuai kehendaknya yang sudah ia rencanakan sebelum ia berjumpa dengan ajalnya.

~The end~
Mengejar Matahari

Judul             :   Mengejar Matahari
Penulis         :   Eugene O’kelly
Penerbit      :   think Jogjakarta
Cetakan       :   I (pertama)
Tebal             :   273 halaman

Buku ini yang mengisahkan kehidupan seseorang pengidap kanker otak stadium lanjut yang ditulis langsung oleh penderita kanker itu sendiri. Penulisnya yaitu Eugene O’Kelly (Gene). Ia memiliki seorang istri bernama Corrine O’Kelly dan dua orang anak yaitu Marianne yang sudah memiliki dua anak dan Gina yang saat itu berusia 13 tahun. Kisah inspiratif Gene bermula ketika Gene divonis dokter bahwa hidupnya tinggal tiga bulan lagi. Vonis itu ia terima pada bulan Mei tahun 2005. Ia divonis mengidap Glioblastoma Multiforme. Monster ganas yang juga disebut astrositoma tahap IV ini adalah tumor otak primer paling umum dan agresif. Saat divonis dokter, Gene berusia 53 tahun dan ia sedang dalam masa kejayaannya dalam pekerjaannya sebagai CEO disebuah firma besar di Amerika Serikat. Dalam bukunya, Gene yang merupakan penghobi olahraga golf terpikir akan tanggung jawabnya sebagai pimpinan dan eksekutif utama KPMG di Amerika Serikat. Ia tepilih menjadi pejabat KPMG pada tahun 2002, dan masa jabatannya berakhir pada tahun 2006. Ia berpikir, bagaimana ia bisa menyelesaikan tanggung jawabnya, jika dipenghujung tahun 2005 ia harus menemui ajalnya.
Suatu malam, Gene mendapati dirinya bertengger di sebuah tempat yang sangat jauh berbeda: disebuah kursi logam keras, melihat ke arah dokter di seberang meja. Matanya seolah memberitahunya bahwa ia akan mati. Gene tidak pernah membayangkan jika suatu saat ia akan mengucapkan selamat tinggal kepada Corrine, isterinya. Walaupun Gene menganggap hidupnya sebagai karunia, tetapi hidupnya juga kutukan. Itulah yang memberatkan hati Gene untuk meninggalkan orang-orang yang ia sayangi.
Pada bab kedua, dalam buku ini diceritakan saat-saat Gene menjalani hidup yang serba ada, menjadi CEO dan ketua KPMG dengan omzet $4 triliun dan membawahi 2.000 orang pegawai. Tak disangka, bahwa hal-hal itu adalah kisah dipenghujung hidupnya. Suatu hari, Gene dan isterinya menghadiri pesta pernikahan keponakan perempuan mereka. Sepanjang acara gladi resik jamuan makan malam, pandangan Corrine seolah tak lepas dari diri Gene. Corrine terus-menerus memandanginya. Dengan pandangan yang ganjil, lalu Corrine menyentuh wajah Gene. Belakangan, Gene memperhatikan wajahnya di cermin dan menemukan apa yang aneh. Wajahnya terlihat begitu berbeda, daerah di sekitar mulut Gene sesekali bengencang, sementara otot-otot pipi sebelah kanan terus-menerus berkedut. Itu ternyata merupakan gejala Bell’s Palsy. Gejala tersebut merupakan gejala kelumpuhan otot wajah dan disebabkan oleh virus.
Pada 24 Mei 2005, Gene dan Corrine mengunjungi ahli syaraf. Mereka yakin bahwa Gene hanya mengalami gejala Bell’s Palsy yang tidak terlalu membahayakan. Setelah itu, dokter ahli memeriksa kondisi tubuhnya, dan Gene melakukan berbagai tes. Lalu dokter menyuruhnya untuk menjalani tes MRI keesokan harinya. Sambil menunggu esok hari datang, Gene dengan penuh semangat tetap melanjutkan pekerjaan-pekerjaannya. Keesokan harinya, Gene dan Corrine duduk di ruang praktik doktr ahli syaraf. Lalu dokter menunjukkan citraan otaknya diatas papan bercahaya, dan yang dilihat adalah kondisi otak Gene sebelah kanan bersih tanpa bercak, tetapi otak kanannya berwarna pucat dan dipenuhi titik-titik berbagai ukuran yang seolah terlihat seperti rasi bintang. Ternyata itu adalah kondisi otak Gene yang mengidap kanker otak stadium lanjut.
Setelah melalui berbagai proses pengobatan dan terapi, kepala Gene kemudian di biopsi sehingga kepalanya harus dibebat. Pada bab ketiga, dikisahkan bahwa Gina terlihat bingung, bagaimana cara ia menyatakan kasih sayangnya kepada sang ayah. Tetapi kakak perempuannya, Marriane sekaligus ibu dari dua orang anak tanpa bingung dan ragu langsung memeluk erat ayahnya.
Melihat kekurangan pada dirinya, Gene akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan memilih protokol medis yang memungkinkannya untuk sembuh atau justru mati. Gene juga bertekad untuk memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya, Protokol medis yang harus dilakukan oleh Gene salah satunya adalah kemoterapi. Karena melakukan kemoterapi, Gene dapat merasakan dampak bahan kimia yang masuk kedalam tubuhnya saat kemoterapi mulai bereaksi pada ginjal dan livernya. Perutnya terasa muak pasca kemoterapi. Selain berdampak bagi fisiknya, kemoterapi itu juga mempengaruhi psikologinya. Karena itu, pikiran Gene mulai terpecah, antara ginjal dan livernya, juga mengenai tumor di otaknya. Genepun mulai bergantung pada obat-obatan, sejak mengidap tumor itu dan pasca kemoterapi, obat-obatanlah yang menggerakkan hidup Gene.
Selain harus menjalani kemoterapi, Gene juga harus menjalani radiasi. Yaitu upaya untuk memperkecil tumor pada otaknya. Pada proses radiasi, Gene dilarang menggerakkan kepalanya meski hanya seperdelapan inci. Kalau ia bergerak, radiasi sinar yang ditembakkan ke kepalanya tidak akan bekerja baik dan akan merusak segalanya.
Sisa-sisa hidup Gene dihabiskannya sebagai perpisahan dengan orang-orang yang dikasihinya. Gene kemudian menuliskan daftar orang-orang yang ingin ditemuinya untuk terakhir kali dan mencatat hal-hal menyenangkan yang pernah dilalui Gene bersamanya orang itu, bagaimana mereka bertemu, apa yang membuatnya terkesan terhadap orang itu, dan kenangan lainnya. Dan reaksi orang-orang tersebut ketika meendengar bahwa Gene ingin menemui mereka adalah kesedihan luar biasa, sampai mereka tidak bisa menahan lagi air matanya. Gene berterimakasih kepada mereka karena telah masuk kedalam kehidupannya.
Selama berminggu-minggu, Gene merencanakan pemakamannya. Ia ingin ibadah pemakamannya diselenggarakan di Gereja Episkopal St. James. Ia juga ingin peti jenazahnya diusung oleh enam orang yang sudah dipilihnya. Pendeta yang akan berkotbah juga ia pilih, karena ia suka dengan kotbahnya. Ia juga menginginkan lagu-lagu pemakamannya diiringi harpa dan flute, ia tidak ingin diiringi musik organ. Gene juga berharap Gina menuliskan puisi pada pemakamannya, dan kakak perempuannya yang membacakannya didepan para undangan.
Setelah melewati masa-masa radiasi, Gene bersama istri dan anak-anaknya juga menyempatkan diri untuk pergi ke Danau Tahoe, yaitu tempat peristirahatannya bersama keluarga. Ia sangat senang berada disana sambil bermain golf, melewati satu hole ke hole lainnya. Mereka lalu menyewa kapal dan berlayar ke danau. Hal itu ia lakukan sebagai acara perpisahan dengan keluarganya.
Pada buku ini, bab ketujuh ditulis oleh isteri Gene, Corrine O’Kelly. Corrine pada bab ini menceritakan tentang detik-detik kematian suaminya yang penuh dengan cinta dan kedamaian.
Suatu malam, ketika Gene bersandar pada suatu kursi kulit besar, ia terkena serangan grand mal. Badannya menggigil, gemetar, dan berguncang sepanjang serangan itu. Mulutnya terus mencoba nemanggil nama Corrine. Serangan itu berlangsung selama lima menit. Corrine dengan sigap langsung memanggil 911, lalu Gene dibawa ke Rumah Sakit. Ia dibawa ke unit gawat darurat. Corrine menunggu selama tiga jam selagi dokter memeriksa keadaan suaminya. Keesokan harinya, Gene tidak lagi merasa sakit dan takut. Saat itulah waktu yang tepat bagi Marianne, anak sulung Gene untuk berbincang-bincang sebagai waktu perpisahannya. Setelah tiga hari dirumah sakit di Reno, Gene dipindahkan ke rumah sakit Sloan-Kettering. Dokter memperbolehkannya pulang kerumah untuk menjalani perawatan dirumah. Tetapi, minggu itu merupakan mimpi buruk bagi Corrine, kondisi Gene memburuk seiring dengan nafsu makannya yang mulai menurun dan diperparah dengan embolisme paru-paru. Dokter memaksakan untuk menjalani suatu tes, tetapi Gene menolak keras. “Tidak ada lagi tes”, katanya tegas. Ia memang sudah memasrahkan hidupnya kepada Sang Khalik.
Pada hari Selasa tanggal 6 September 2005, Gene tidak mau lagi makan. Ia mengatakan kepada isterinya bahwa malam itu ia akan mati. Tetapi pada hari Rabu, ia tidak juga meninggal. Ia menegaskan bahwa dipenghujung hidupnya ia sama sekali tidak ingin menggunakan obat-obatan. Sehingga apapun perintah dokter untuk minum obat, ia dengan tegas menolaknya.
Hari Sabtu merupakan hari terakhir kehidupan Gene. Pada hari itu, ibunya baru saja mendarat di Tahoe. Gene ternyata memaksakan diri untuk bertahan sampai ia bertemu dengan ibunya. Pada Sabtu malam, pada pukul 20.01, tepatnya dua jam setelah kedatangan ibunya, Gene menghembuskan nafas terakhirnya. Ia wafat karena embolisme paru-paru yang kembali menyerangnya. Meskipun Corrine sudah siap akan kepergian Gene, peristiwa itu tetap saja menegangkan karena Corrine belum pernah menyaksikan meninggalnya seseorang sedamai itu. Pemakaman Gene berjalan lancar dan sesuai kehendaknya yang sudah ia rencanakan sebelum ia berjumpa dengan ajalnya.

The end~

Sabtu, 01 Desember 2012

Perahu KertasSinopsis Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari 19 Jul 2012 1 Komentar by S. Fatichatus S. in Pena Kampus Kaitkata:perahu kertas Identitas Buku (1) Judul Buku : Perahu Kertas (2) Nama pengarang : Dewi Lestari (3) Penerbit, cetakan ke- : Bentang Pustaka, 8 (4) Kota Terbit : Yogyakarta (5) Tahun Terbit Cetakan pertama : agustus 2009 Cetakan ke-8 : Januari 2011 1.6 Jumlah Halaman : xii + 444 halaman 1.7 Ukuran : 20 cm 1.8 ISBN : 978-979-1227-78-0 Sinopsis Dua orang anak manusia dengan kisah hidup masing-masing yang serupa, Kugy dan Keenan. Gadis ini mempunyai cita-cita menjadi seorang penulis dongeng dan semua orang menganggap itu sebagai cita-cita yang tidak wajar untuk seorang mahasiswa pandai seperti Kugy. Ia pun tetap menulis dongeng namun hanya untuk dirinya sendiri, sedangkan yang ia publikasikan adalah cerpen yang romantis. Di sisi lain, seorang pemuda yang memiliki cita-cita menjadi seorang pelukis dengan bakat luar biasanya tidak direstui oleh sang ayah. Ia harus kuliah ekonomi. Suatu ketika takdir mempertemukan keduanya melalui Noni, Sahabat Kugy dan Eko, sepupu Keenan sekaligus pacar Noni. Dua insan yang senasib itu saling mengagumi satu sama lain. Kugy yang tidak neko-neko dalam bersolek, dan Keenan yang tetap tampan dengan rambut gondrongnya. Ditambah lagi zodiak mereka yang sama-sama aquarius, sehingga Kugy menamai diri mereka sebagai agen rahasia Dewa Neptunus untuk melaporkan semua kejadian di dunia melalui perahu kertas yang dialirkan ke kaut. Keenan memang tidak sesering Kugy dalam membuat perahu kertas, tapi itu tidak menghilangkan persahabatan mereka, bahkan berempat dengan Noni dan Eko lama-lama persahabatan mereka menjadi sebuah cinta. Keenan berusaha menjauh dari Kugy ketika ia tahu bahwa Kugy telah mempunyai pacar yaitu Ojos. Aksi kaburnya semakin sempurna dengan didukung liburan akhir semester yang cukup panjang dan Keenan memperpanjang liburannya ke Bali, di rumah teman lama ibunya dan di situ orang- orang bebas melukis. Selepas dari liburan normal kuliah, Kugy, Noni, dan Eko menceritakan pengalaman masing-masing. Hal yang paling mencekat bagi Kugy ialah ketika Noni membeberkan rencananya untuk menjodohkan Keenan dengan Wanda, sepupunya. Kugy tidak mendukung itu karena diam-diam ia menyimpan perasaan kepada Keenan. Kini ganti Kugy yang menghindar dari persahabatan itu. Ia mencari berbagai kesibukan sampai ia tidak tahu kembalinya Keenan dan ceritanya dengan Wanda. Wanda ialah gadis cantik, cerdas, dan seorang kurator muda . Ia mengerti dunia lukis sehingga ia nyambung dengan Keenan. Wanda juga membuat lukisan Keenan masuk galeri ayahnya dan menyuruh orang untuk membeli lukisan itu. Merasa lukisannya laku Keenan memutuskan menjadi pelukis untuk hidup dan meninggalkan kuliahnya. Di sisi lain, Kugy terus sibuk mengambil semester pendek hingga ia mengajar di Sakola Alit agar waktunya terus padat. Di Sakola Alit ia membuat dongeng tentang anak-anak didiknya agar mereka mau belajar. Notabene, mereka ialah orang-orang dari kalangan yang kurang mampu, baik ekonomi maupun pendidikan. Suatu hari takdir mengembalikan Keenan pada Kugy. Keenan diminta Ical, teman mengajar Kugy untuk mengajar anak-anak menggambar. Anak-anak sangat senang dengan guru gambar mereka, dan yang paling senang dari semuanya adalah Kugy. Di tempat itu Keenan mengungkapkan rasa kehilangannya pada Kugy. Hati Kugy sangat berbunga . Bahkan harta berharganya berupa buku dongeng “Jendral Pilik dan Pasukan Alit” ia berikan pada Keenan. Ironi sekali dengan yang diucapkan Keenan di Sakola Alit, selan

Sinopsis Novel Perahu Kertas 

Identitas Buku
(1) Judul Buku : Perahu Kertas
(2) Nama pengarang : Dewi Lestari
(3) Penerbit, cetakan ke- : Bentang Pustaka, 8
(4) Kota Terbit : Yogyakarta
(5) Tahun Terbit
Cetakan pertama : agustus 2009
Cetakan ke-8 : Januari 2011
1.6 Jumlah Halaman : xii + 444 halaman
1.7 Ukuran : 20 cm
1.8 ISBN : 978-979-1227-78-0
Sinopsis
Dua orang anak manusia dengan kisah hidup masing-masing yang serupa, Kugy dan Keenan. Gadis ini mempunyai cita-cita menjadi seorang penulis dongeng dan semua orang menganggap itu sebagai cita-cita yang tidak wajar untuk seorang mahasiswa pandai seperti Kugy. Ia pun tetap menulis dongeng namun hanya untuk dirinya sendiri, sedangkan yang ia publikasikan adalah cerpen yang romantis.
Di sisi lain, seorang pemuda yang memiliki cita-cita menjadi seorang pelukis dengan bakat luar biasanya tidak direstui oleh sang ayah. Ia harus kuliah ekonomi. Suatu ketika takdir mempertemukan keduanya melalui Noni, Sahabat Kugy dan Eko, sepupu Keenan sekaligus pacar Noni. Dua insan yang senasib itu saling mengagumi satu sama lain. Kugy yang tidak neko-neko dalam bersolek, dan Keenan yang tetap tampan dengan rambut gondrongnya. Ditambah lagi zodiak mereka yang sama-sama aquarius, sehingga Kugy menamai diri mereka sebagai agen rahasia Dewa Neptunus untuk melaporkan semua kejadian di dunia melalui perahu kertas yang dialirkan ke kaut. Keenan memang tidak sesering Kugy dalam membuat perahu kertas, tapi itu tidak menghilangkan persahabatan mereka, bahkan berempat dengan Noni dan Eko lama-lama persahabatan mereka menjadi sebuah cinta.
Keenan berusaha menjauh dari Kugy ketika ia tahu bahwa Kugy telah mempunyai pacar yaitu Ojos. Aksi kaburnya semakin sempurna dengan didukung liburan akhir semester yang cukup panjang dan Keenan memperpanjang liburannya ke Bali, di rumah teman lama ibunya dan di situ orang- orang bebas melukis.
Selepas dari liburan normal kuliah, Kugy, Noni, dan Eko menceritakan pengalaman masing-masing. Hal yang paling mencekat bagi Kugy ialah ketika Noni membeberkan rencananya untuk menjodohkan Keenan dengan Wanda, sepupunya. Kugy tidak mendukung itu karena diam-diam ia menyimpan perasaan kepada Keenan.
Kini ganti Kugy yang menghindar dari persahabatan itu. Ia mencari berbagai kesibukan sampai ia tidak tahu kembalinya Keenan dan ceritanya dengan Wanda. Wanda ialah gadis cantik, cerdas, dan seorang kurator muda . Ia mengerti dunia lukis sehingga ia nyambung dengan Keenan. Wanda juga membuat lukisan Keenan masuk galeri ayahnya dan menyuruh orang untuk membeli lukisan itu. Merasa lukisannya laku Keenan memutuskan menjadi pelukis untuk hidup dan meninggalkan kuliahnya. Di sisi lain, Kugy terus sibuk mengambil semester pendek hingga ia mengajar di Sakola Alit agar waktunya terus padat. Di Sakola Alit ia membuat dongeng tentang anak-anak didiknya agar mereka mau belajar. Notabene, mereka ialah orang-orang dari kalangan yang kurang mampu, baik ekonomi maupun pendidikan.
Suatu hari takdir mengembalikan Keenan pada Kugy. Keenan diminta Ical, teman mengajar Kugy untuk mengajar anak-anak menggambar. Anak-anak sangat senang dengan guru gambar mereka, dan yang paling senang dari semuanya adalah Kugy. Di tempat itu Keenan mengungkapkan rasa kehilangannya pada Kugy. Hati Kugy sangat berbunga . Bahkan harta berharganya berupa buku dongeng “Jendral Pilik dan Pasukan Alit” ia berikan pada Keenan. Ironi sekali dengan yang diucapkan Keenan di Sakola Alit, selang beberapa hari dari kejadian itu Kugy mendengar Keenan dan Wanda jadian. Benar- benar hancur hati Kugy. Terlebih ia juga harus putus dengan Ojos.
Jakarta, September 2000, hari itu ulang tahun Noni ke-20. Ia berencana memberi kalung medali emas yang bertuliskan “Sahabat Terbaik dan Terawet” untuk Kugy. Sayang sekali Kugy yang tidak sanggup harus melihat Keenan dan Wanda memutuskan untuk tidak hadir pada pesta itu. Berantakan sudah rencana Noni dan ulang tahunnya karena ketidakhadiran Kugy. Tidak hanya sampai itu saja kehancuran pesta itu. Di tempat lain Wanda terlalu banyak minum alkohol hingga berdansa dengan lelaki lain. Keenan mengajak Wanda ke kemar dan terjadi pertengkaran hebat. Wanda yang berada dibawah pengaruh alkohol itu mengakui semua yang ia lakukan pada Keenan, termasuk kebohongannya menyuruh orang membeli lukisan Keenan. Ia mengembalikan semua lukisan Keenan.
Keenan merasa sakit hati yang luar biasa. Ia terlanjur membanggakan itu pada orang tuanya, bahkan ia terlanjur berhenti kuliah. Pemuda itu sangat putus asa, ia tidak mau lagi melukis dan lukisan yang dikembalikan oleh Wanda ia kirim ke Ubud sebagai kenang- kenangan. Keenan menceritakan semua itu pada Kugy di Sakola Alit, namun semangat yang diberikan Kugy tidak ia hiraukan sedikit pun. Hingga suatu hari Bimo, teman kos lamanya mengantarkan surat untuknya. Surat itu berisi bahwa lukisan yang ia kirim ke Ubud telah terjual, dan di situ pak Wayan juga menyisipkan uang hasil penjualan itu. Semenjak hari itu ia langsung pergi ke Ubud bersama buku dongeng dari Kugy.
Di Ubud Keenan mulai berkarya lagi. Setiap hari ia melukiskan kelanjutan kisah-kisah “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit” dari buku Kugy. Lukisan pertamanya tentang dongeng tersebut laku seharga Rp3.000.000,00. Kali ini dua lukisannya laku Rp10.000.000,00 dan ia bertemu langsung dengan pembelinya. Selain Pak Wayan dan pembeli lukisan itu, Keenan dapat satu teman lagi untuk menemaninya melukis setiap hari, dia adalah Ludhe, keponakan Pak Wayan.
Hubungan Keenan dan Ludhe semakin erat. Sampai pada ulang tahun Ludhe, ia meminta pahatan karya Keenan yang sebenarnya spesial untuk Kugy. Merasa putus asa pada Kugy Keenan pun memberikan pahatan itu sebagai hadiah ulang tahun untuk Ludhe. Kedekatan itu tidak berhenti di situ. Sempat Keenan menyerah untuk melukis karena ia sudah tidak punya inspirasi, serial dongeng Kugy sudah habis. Walaupun demikian Ludhe tetap sabar dan memberi semangat kepada Keenan. Melihat ketulusan Ludhe, hati Keenan terenyuh dan puncaknya ia menyatakan cintanya kepada Ludhe. Mereka pun berpacaran.
Di tempat lain kisah persahabatan Noni dan Kugy semakin miris. Semenjak ulang tahun Noni ke-20, mereka tidak lagi saling bicara, bahkan untuk sekadar menyapa. Tak tahan dengan semua itu, Kugy memilih pindah kos dan mempercepat masa kuliahnya. Sampai pada tahun ke-3 kuliahnya, Juni 2002 Kugy sudah siap menjalani ujian skripsi dan ia mendapatkan nilai A. Dia sangat berterimakasih kepada Eko yang telah membantunya. Kugy siap melakukan apapun untuk Eko atas jasanya itu. Eko hanya minta satu hal pada Kugy. Dia ingin Kugy minta maaf dan bersahabat lagi dengan Noni. Hal itu dilakukan juga oleh Kugy, karena ia telah berjanji kepada Eko. Betapa terkejutnya Kugy ketika ia minta maaf, Noni justru marah-marah pada Kugy dan menuduh Kugy telah merebut Eko darinya. Pertengkaran antara mereka makin menjadi dan mereka memilih untuk mengakhiri persahabatan mereka.
Begitu lulus kuliah Kugy bekerja di sebuah perushaan advertising atas rekomendasi Karel, kakaknya. Perusahaan itu bernama Advocado. Bos Kugy masih muda, beda usia mereka hanya delapan tahun. Bos itu bernama Remi. Hubungan Remi dan Kugy berubah menjadi hubungan spesial. Semua itu bermula ketika Kugy menyampaikan ide emasnya untuk sebuah produk dan Remi terkesima akan ide tersebut.
Suatu ketika Keenan harus kembali ke Jakarta karena ayahnya terkena strok dan sangat merindukannya. Keenan juga harus melanjutkan bisnis ayahnya. Meskipun sudah berada di Jakarta, Keenan tidak berani memberi tahu Kugy akan keberadaannya.
Takdir memang senang melihat kedekatan mereka, sehingga walaupun mereka berusaha untuk tidak bertemu, kenyataan mempertemukan mereka kembali. Noni yang telah mengetahui semuanya melalui sebuah kado Kugy yang tak sempat ia berikan kepada Keenan, pagi itu datang ke rumah Kugy untuk minta maaf dan memperbaiki persahabatan mereka. Noni mengalungkan medali emas yang dulu tertunda untuk diberikan kepada Kugy. Noni dan Eko hendak mekangsungkan pertunangan sembari menunggu ujian skripsi mereka. Mereka berempat dipertemukan lagi di pesta pertunangan itu. Kugy dan Keenan walaupun awalnya canggung lama-lama biasa juga dan keduanya semakin akrab. Mereka saling mengetahui bahwa keduanya sudah mempunyai pacar masing-masing.
Suatu ketika, tanpa sengaja Kugy bertemu dengan Ludhe di Ubud, saat Kugy dan Remi liburan kantor di Bali. Dengan sedikit terlambat Ludhe menyadari bahwa yang ia temui ialah inspirator Keenan selama ini. Sementara Kugy mengetahui Ludhe adalah kekasih Keenan lebih lama lagi, dia mengetahuinya dari Remi. Mengetahui kenyataan itu Kugy terkejut dan ia kabur ke rumah kakaknya untuk menenangkan diri. Keenan dan Remi panik mencari Kugy. Tapi lagi-lagi filing Keenan leih kuat dari siapapun kepada Kugy. Keenan yang telah mengetahui segala isi hati Kugy dari Noni datang ke tempat kakak Kugy dan menjelaskan segala isi hatinya. Mereka kemudian memutuskan untuk tidak menyakiti pasangan masing-masing. Kugy tahu Ludhe gadis yang baik untuk Keenan dan Keenan juga sebaliknya Keenan tahu Remi lelaki yang baik untuk Kugy.
Kugy memberi buku dongeng berharganya kepada Remi yang sebenarnya hendak ia berikan kepada Keenan. Sayangnya dalam buku itu masih terselip surat untuk Keenan, seseorang yang selalu singgah di hati Kugy. Remi tidak mungkin bisa menyiksa hati kekasihnya itu, ia menyuruh Kugy kembali pada Keenan. Di sisi lain, Keenan juga sudah dilepas oleh Ludhe, walaupun sangat berat. Ludhe tahu betapa besar dan tulusnya cinta Keenan kepada Kugy dan Kugy pantas mendapatkan itu. Kugy dan Keenan (K dan K) akhirnya bersatu membentuk K-family yang lebih besar.
3. Komentar
Kisah-kisah yang dihadirkan dalam novel Perahu Kertas sangat mudah dinikmati oleh pembaca. Ceritanya mudah diikuti dan sangat menarik perhatian pembaca untuk terus membaca. Gaya ceritanya sesuai dengan minat anak muda. Tokoh Kugy dan Keenan dalam cerita sangat menarik, dan kerumitan kisah cinta mereka seolah-olah nyata. Pembaca sulit menebak kisah-kisah yanng akan terjadi. Novel tersebut tidak melulu menggambarkan percintaan, namun juga bercerita tentang persahabatan. Bumbu-bumbu persahabatan yang dihadirkan penulis membuat pembaca ingin memiliki persahabatan yang hebat seperti dalam novel.