Mengejar Matahari
Judul
:
Mengejar Matahari
Penulis
: Eugene O’kelly
Penerbit
: think Jogjakarta
Cetakan
: I (pertama)
Tebal
: 273
halaman
Buku ini yang
mengisahkan kehidupan seseorang pengidap kanker otak stadium lanjut yang
ditulis langsung oleh penderita kanker itu sendiri. Penulisnya yaitu Eugene
O’Kelly (Gene). Ia memiliki seorang istri bernama Corrine O’Kelly dan dua orang
anak yaitu Marianne yang sudah memiliki dua anak dan Gina yang saat itu berusia
13 tahun. Kisah inspiratif Gene bermula ketika Gene divonis dokter bahwa hidupnya
tinggal tiga bulan lagi. Vonis itu ia terima pada bulan Mei tahun 2005. Ia
divonis mengidap Glioblastoma Multiforme. Monster ganas yang juga disebut
astrositoma tahap IV ini adalah tumor otak primer paling umum dan agresif. Saat
divonis dokter, Gene berusia 53 tahun dan ia sedang dalam masa kejayaannya
dalam pekerjaannya sebagai CEO disebuah firma besar di Amerika Serikat. Dalam
bukunya, Gene yang merupakan penghobi olahraga golf terpikir akan tanggung
jawabnya sebagai pimpinan dan eksekutif utama KPMG di Amerika Serikat. Ia
tepilih menjadi pejabat KPMG pada tahun 2002, dan masa jabatannya berakhir pada
tahun 2006. Ia berpikir, bagaimana ia bisa menyelesaikan tanggung jawabnya,
jika dipenghujung tahun 2005 ia harus menemui ajalnya.
Suatu malam,
Gene mendapati dirinya bertengger di sebuah tempat yang sangat jauh berbeda:
disebuah kursi logam keras, melihat ke arah dokter di seberang meja. Matanya
seolah memberitahunya bahwa ia akan mati. Gene tidak pernah membayangkan jika
suatu saat ia akan mengucapkan selamat tinggal kepada Corrine, isterinya.
Walaupun Gene menganggap hidupnya sebagai karunia, tetapi hidupnya juga
kutukan. Itulah yang memberatkan hati Gene untuk meninggalkan orang-orang yang
ia sayangi.
Pada bab kedua,
dalam buku ini diceritakan saat-saat Gene menjalani hidup yang serba ada,
menjadi CEO dan ketua KPMG dengan omzet $4 triliun dan membawahi 2.000 orang
pegawai. Tak disangka, bahwa hal-hal itu adalah kisah dipenghujung hidupnya.
Suatu hari, Gene dan isterinya menghadiri pesta pernikahan keponakan perempuan
mereka. Sepanjang acara gladi resik jamuan makan malam, pandangan Corrine
seolah tak lepas dari diri Gene. Corrine terus-menerus memandanginya. Dengan
pandangan yang ganjil, lalu Corrine menyentuh wajah Gene. Belakangan, Gene
memperhatikan wajahnya di cermin dan menemukan apa yang aneh. Wajahnya terlihat
begitu berbeda, daerah di sekitar mulut Gene sesekali bengencang, sementara
otot-otot pipi sebelah kanan terus-menerus berkedut. Itu ternyata merupakan
gejala Bell’s Palsy. Gejala tersebut merupakan gejala kelumpuhan otot wajah dan
disebabkan oleh virus.
Pada 24 Mei
2005, Gene dan Corrine mengunjungi ahli syaraf. Mereka yakin bahwa Gene hanya
mengalami gejala Bell’s Palsy yang tidak terlalu membahayakan. Setelah itu,
dokter ahli memeriksa kondisi tubuhnya, dan Gene melakukan berbagai tes. Lalu
dokter menyuruhnya untuk menjalani tes MRI keesokan harinya. Sambil menunggu
esok hari datang, Gene dengan penuh semangat tetap melanjutkan
pekerjaan-pekerjaannya. Keesokan harinya, Gene dan Corrine duduk di ruang
praktik doktr ahli syaraf. Lalu dokter menunjukkan citraan otaknya diatas papan
bercahaya, dan yang dilihat adalah kondisi otak Gene sebelah kanan bersih tanpa
bercak, tetapi otak kanannya berwarna pucat dan dipenuhi titik-titik berbagai
ukuran yang seolah terlihat seperti rasi bintang. Ternyata itu adalah kondisi
otak Gene yang mengidap kanker otak stadium lanjut.
Setelah melalui
berbagai proses pengobatan dan terapi, kepala Gene kemudian di biopsi sehingga
kepalanya harus dibebat. Pada bab ketiga, dikisahkan bahwa Gina terlihat
bingung, bagaimana cara ia menyatakan kasih sayangnya kepada sang ayah. Tetapi
kakak perempuannya, Marriane sekaligus ibu dari dua orang anak tanpa bingung
dan ragu langsung memeluk erat ayahnya.
Melihat
kekurangan pada dirinya, Gene akhirnya memutuskan untuk meninggalkan
pekerjaannya dan memilih protokol medis yang memungkinkannya untuk sembuh atau
justru mati. Gene juga bertekad untuk memanfaatkan waktu yang tersisa dengan
sebaik-baiknya, Protokol medis yang harus dilakukan oleh Gene salah satunya
adalah kemoterapi. Karena melakukan kemoterapi, Gene dapat merasakan dampak
bahan kimia yang masuk kedalam tubuhnya saat kemoterapi mulai bereaksi pada
ginjal dan livernya. Perutnya terasa muak pasca kemoterapi. Selain berdampak bagi
fisiknya, kemoterapi itu juga mempengaruhi psikologinya. Karena itu, pikiran
Gene mulai terpecah, antara ginjal dan livernya, juga mengenai tumor di
otaknya. Genepun mulai bergantung pada obat-obatan, sejak mengidap tumor itu
dan pasca kemoterapi, obat-obatanlah yang menggerakkan hidup Gene.
Selain harus
menjalani kemoterapi, Gene juga harus menjalani radiasi. Yaitu upaya untuk
memperkecil tumor pada otaknya. Pada proses radiasi, Gene dilarang menggerakkan
kepalanya meski hanya seperdelapan inci. Kalau ia bergerak, radiasi sinar yang
ditembakkan ke kepalanya tidak akan bekerja baik dan akan merusak segalanya.
Sisa-sisa hidup
Gene dihabiskannya sebagai perpisahan dengan orang-orang yang dikasihinya. Gene
kemudian menuliskan daftar orang-orang yang ingin ditemuinya untuk terakhir
kali dan mencatat hal-hal menyenangkan yang pernah dilalui Gene bersamanya
orang itu, bagaimana mereka bertemu, apa yang membuatnya terkesan terhadap
orang itu, dan kenangan lainnya. Dan reaksi orang-orang tersebut ketika meendengar
bahwa Gene ingin menemui mereka adalah kesedihan luar biasa, sampai mereka
tidak bisa menahan lagi air matanya. Gene berterimakasih kepada mereka karena
telah masuk kedalam kehidupannya.
Selama
berminggu-minggu, Gene merencanakan pemakamannya. Ia ingin ibadah pemakamannya
diselenggarakan di Gereja Episkopal St. James. Ia juga ingin peti jenazahnya
diusung oleh enam orang yang sudah dipilihnya. Pendeta yang akan berkotbah juga
ia pilih, karena ia suka dengan kotbahnya. Ia juga menginginkan lagu-lagu pemakamannya
diiringi harpa dan flute, ia tidak ingin diiringi musik organ. Gene juga
berharap Gina menuliskan puisi pada pemakamannya, dan kakak perempuannya yang
membacakannya didepan para undangan.
Setelah
melewati masa-masa radiasi, Gene bersama istri dan anak-anaknya juga
menyempatkan diri untuk pergi ke Danau Tahoe, yaitu tempat peristirahatannya
bersama keluarga. Ia sangat senang berada disana sambil bermain golf, melewati
satu hole ke hole lainnya. Mereka lalu menyewa kapal dan berlayar ke danau. Hal
itu ia lakukan sebagai acara perpisahan dengan keluarganya.
Pada buku ini,
bab ketujuh ditulis oleh isteri Gene, Corrine O’Kelly. Corrine pada bab ini
menceritakan tentang detik-detik kematian suaminya yang penuh dengan cinta dan
kedamaian.
Suatu malam,
ketika Gene bersandar pada suatu kursi kulit besar, ia terkena serangan grand
mal. Badannya menggigil, gemetar, dan berguncang sepanjang serangan itu.
Mulutnya terus mencoba nemanggil nama Corrine. Serangan itu berlangsung selama
lima menit. Corrine dengan sigap langsung memanggil 911, lalu Gene dibawa ke
Rumah Sakit. Ia dibawa ke unit gawat darurat. Corrine menunggu selama tiga jam
selagi dokter memeriksa keadaan suaminya. Keesokan harinya, Gene tidak lagi
merasa sakit dan takut. Saat itulah waktu yang tepat bagi Marianne, anak sulung
Gene untuk berbincang-bincang sebagai waktu perpisahannya. Setelah tiga hari
dirumah sakit di Reno, Gene dipindahkan ke rumah sakit Sloan-Kettering. Dokter
memperbolehkannya pulang kerumah untuk menjalani perawatan dirumah. Tetapi,
minggu itu merupakan mimpi buruk bagi Corrine, kondisi Gene memburuk seiring
dengan nafsu makannya yang mulai menurun dan diperparah dengan embolisme
paru-paru. Dokter memaksakan untuk menjalani suatu tes, tetapi Gene menolak
keras. “Tidak ada lagi tes”, katanya tegas. Ia memang sudah memasrahkan
hidupnya kepada Sang Khalik.
Pada hari
Selasa tanggal 6 September 2005, Gene tidak mau lagi makan. Ia mengatakan
kepada isterinya bahwa malam itu ia akan mati. Tetapi pada hari Rabu, ia tidak
juga meninggal. Ia menegaskan bahwa dipenghujung hidupnya ia sama sekali tidak
ingin menggunakan obat-obatan. Sehingga apapun perintah dokter untuk minum
obat, ia dengan tegas menolaknya.
Hari Sabtu
merupakan hari terakhir kehidupan Gene. Pada hari itu, ibunya baru saja mendarat
di Tahoe. Gene ternyata memaksakan diri untuk bertahan sampai ia bertemu dengan
ibunya. Pada Sabtu malam, pada pukul 20.01, tepatnya dua jam setelah kedatangan
ibunya, Gene menghembuskan nafas terakhirnya. Ia wafat karena embolisme
paru-paru yang kembali menyerangnya. Meskipun Corrine sudah siap akan kepergian
Gene, peristiwa itu tetap saja menegangkan karena Corrine belum pernah
menyaksikan meninggalnya seseorang sedamai itu. Pemakaman Gene berjalan lancar
dan sesuai kehendaknya yang sudah ia rencanakan sebelum ia berjumpa dengan
ajalnya.
~The end~