Minggu, 02 Desember 2012

Sinopsis Mengejar Matahari


Mengejar Matahari

Judul             :   Mengejar Matahari
Penulis         :   Eugene O’kelly
Penerbit      :   think Jogjakarta
Cetakan       :   I (pertama)
Tebal             :   273 halaman

Buku ini yang mengisahkan kehidupan seseorang pengidap kanker otak stadium lanjut yang ditulis langsung oleh penderita kanker itu sendiri. Penulisnya yaitu Eugene O’Kelly (Gene). Ia memiliki seorang istri bernama Corrine O’Kelly dan dua orang anak yaitu Marianne yang sudah memiliki dua anak dan Gina yang saat itu berusia 13 tahun. Kisah inspiratif Gene bermula ketika Gene divonis dokter bahwa hidupnya tinggal tiga bulan lagi. Vonis itu ia terima pada bulan Mei tahun 2005. Ia divonis mengidap Glioblastoma Multiforme. Monster ganas yang juga disebut astrositoma tahap IV ini adalah tumor otak primer paling umum dan agresif. Saat divonis dokter, Gene berusia 53 tahun dan ia sedang dalam masa kejayaannya dalam pekerjaannya sebagai CEO disebuah firma besar di Amerika Serikat. Dalam bukunya, Gene yang merupakan penghobi olahraga golf terpikir akan tanggung jawabnya sebagai pimpinan dan eksekutif utama KPMG di Amerika Serikat. Ia tepilih menjadi pejabat KPMG pada tahun 2002, dan masa jabatannya berakhir pada tahun 2006. Ia berpikir, bagaimana ia bisa menyelesaikan tanggung jawabnya, jika dipenghujung tahun 2005 ia harus menemui ajalnya.
Suatu malam, Gene mendapati dirinya bertengger di sebuah tempat yang sangat jauh berbeda: disebuah kursi logam keras, melihat ke arah dokter di seberang meja. Matanya seolah memberitahunya bahwa ia akan mati. Gene tidak pernah membayangkan jika suatu saat ia akan mengucapkan selamat tinggal kepada Corrine, isterinya. Walaupun Gene menganggap hidupnya sebagai karunia, tetapi hidupnya juga kutukan. Itulah yang memberatkan hati Gene untuk meninggalkan orang-orang yang ia sayangi.
Pada bab kedua, dalam buku ini diceritakan saat-saat Gene menjalani hidup yang serba ada, menjadi CEO dan ketua KPMG dengan omzet $4 triliun dan membawahi 2.000 orang pegawai. Tak disangka, bahwa hal-hal itu adalah kisah dipenghujung hidupnya. Suatu hari, Gene dan isterinya menghadiri pesta pernikahan keponakan perempuan mereka. Sepanjang acara gladi resik jamuan makan malam, pandangan Corrine seolah tak lepas dari diri Gene. Corrine terus-menerus memandanginya. Dengan pandangan yang ganjil, lalu Corrine menyentuh wajah Gene. Belakangan, Gene memperhatikan wajahnya di cermin dan menemukan apa yang aneh. Wajahnya terlihat begitu berbeda, daerah di sekitar mulut Gene sesekali bengencang, sementara otot-otot pipi sebelah kanan terus-menerus berkedut. Itu ternyata merupakan gejala Bell’s Palsy. Gejala tersebut merupakan gejala kelumpuhan otot wajah dan disebabkan oleh virus.
Pada 24 Mei 2005, Gene dan Corrine mengunjungi ahli syaraf. Mereka yakin bahwa Gene hanya mengalami gejala Bell’s Palsy yang tidak terlalu membahayakan. Setelah itu, dokter ahli memeriksa kondisi tubuhnya, dan Gene melakukan berbagai tes. Lalu dokter menyuruhnya untuk menjalani tes MRI keesokan harinya. Sambil menunggu esok hari datang, Gene dengan penuh semangat tetap melanjutkan pekerjaan-pekerjaannya. Keesokan harinya, Gene dan Corrine duduk di ruang praktik doktr ahli syaraf. Lalu dokter menunjukkan citraan otaknya diatas papan bercahaya, dan yang dilihat adalah kondisi otak Gene sebelah kanan bersih tanpa bercak, tetapi otak kanannya berwarna pucat dan dipenuhi titik-titik berbagai ukuran yang seolah terlihat seperti rasi bintang. Ternyata itu adalah kondisi otak Gene yang mengidap kanker otak stadium lanjut.
Setelah melalui berbagai proses pengobatan dan terapi, kepala Gene kemudian di biopsi sehingga kepalanya harus dibebat. Pada bab ketiga, dikisahkan bahwa Gina terlihat bingung, bagaimana cara ia menyatakan kasih sayangnya kepada sang ayah. Tetapi kakak perempuannya, Marriane sekaligus ibu dari dua orang anak tanpa bingung dan ragu langsung memeluk erat ayahnya.
Melihat kekurangan pada dirinya, Gene akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan memilih protokol medis yang memungkinkannya untuk sembuh atau justru mati. Gene juga bertekad untuk memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya, Protokol medis yang harus dilakukan oleh Gene salah satunya adalah kemoterapi. Karena melakukan kemoterapi, Gene dapat merasakan dampak bahan kimia yang masuk kedalam tubuhnya saat kemoterapi mulai bereaksi pada ginjal dan livernya. Perutnya terasa muak pasca kemoterapi. Selain berdampak bagi fisiknya, kemoterapi itu juga mempengaruhi psikologinya. Karena itu, pikiran Gene mulai terpecah, antara ginjal dan livernya, juga mengenai tumor di otaknya. Genepun mulai bergantung pada obat-obatan, sejak mengidap tumor itu dan pasca kemoterapi, obat-obatanlah yang menggerakkan hidup Gene.
Selain harus menjalani kemoterapi, Gene juga harus menjalani radiasi. Yaitu upaya untuk memperkecil tumor pada otaknya. Pada proses radiasi, Gene dilarang menggerakkan kepalanya meski hanya seperdelapan inci. Kalau ia bergerak, radiasi sinar yang ditembakkan ke kepalanya tidak akan bekerja baik dan akan merusak segalanya.
Sisa-sisa hidup Gene dihabiskannya sebagai perpisahan dengan orang-orang yang dikasihinya. Gene kemudian menuliskan daftar orang-orang yang ingin ditemuinya untuk terakhir kali dan mencatat hal-hal menyenangkan yang pernah dilalui Gene bersamanya orang itu, bagaimana mereka bertemu, apa yang membuatnya terkesan terhadap orang itu, dan kenangan lainnya. Dan reaksi orang-orang tersebut ketika meendengar bahwa Gene ingin menemui mereka adalah kesedihan luar biasa, sampai mereka tidak bisa menahan lagi air matanya. Gene berterimakasih kepada mereka karena telah masuk kedalam kehidupannya.
Selama berminggu-minggu, Gene merencanakan pemakamannya. Ia ingin ibadah pemakamannya diselenggarakan di Gereja Episkopal St. James. Ia juga ingin peti jenazahnya diusung oleh enam orang yang sudah dipilihnya. Pendeta yang akan berkotbah juga ia pilih, karena ia suka dengan kotbahnya. Ia juga menginginkan lagu-lagu pemakamannya diiringi harpa dan flute, ia tidak ingin diiringi musik organ. Gene juga berharap Gina menuliskan puisi pada pemakamannya, dan kakak perempuannya yang membacakannya didepan para undangan.
Setelah melewati masa-masa radiasi, Gene bersama istri dan anak-anaknya juga menyempatkan diri untuk pergi ke Danau Tahoe, yaitu tempat peristirahatannya bersama keluarga. Ia sangat senang berada disana sambil bermain golf, melewati satu hole ke hole lainnya. Mereka lalu menyewa kapal dan berlayar ke danau. Hal itu ia lakukan sebagai acara perpisahan dengan keluarganya.
Pada buku ini, bab ketujuh ditulis oleh isteri Gene, Corrine O’Kelly. Corrine pada bab ini menceritakan tentang detik-detik kematian suaminya yang penuh dengan cinta dan kedamaian.
Suatu malam, ketika Gene bersandar pada suatu kursi kulit besar, ia terkena serangan grand mal. Badannya menggigil, gemetar, dan berguncang sepanjang serangan itu. Mulutnya terus mencoba nemanggil nama Corrine. Serangan itu berlangsung selama lima menit. Corrine dengan sigap langsung memanggil 911, lalu Gene dibawa ke Rumah Sakit. Ia dibawa ke unit gawat darurat. Corrine menunggu selama tiga jam selagi dokter memeriksa keadaan suaminya. Keesokan harinya, Gene tidak lagi merasa sakit dan takut. Saat itulah waktu yang tepat bagi Marianne, anak sulung Gene untuk berbincang-bincang sebagai waktu perpisahannya. Setelah tiga hari dirumah sakit di Reno, Gene dipindahkan ke rumah sakit Sloan-Kettering. Dokter memperbolehkannya pulang kerumah untuk menjalani perawatan dirumah. Tetapi, minggu itu merupakan mimpi buruk bagi Corrine, kondisi Gene memburuk seiring dengan nafsu makannya yang mulai menurun dan diperparah dengan embolisme paru-paru. Dokter memaksakan untuk menjalani suatu tes, tetapi Gene menolak keras. “Tidak ada lagi tes”, katanya tegas. Ia memang sudah memasrahkan hidupnya kepada Sang Khalik.
Pada hari Selasa tanggal 6 September 2005, Gene tidak mau lagi makan. Ia mengatakan kepada isterinya bahwa malam itu ia akan mati. Tetapi pada hari Rabu, ia tidak juga meninggal. Ia menegaskan bahwa dipenghujung hidupnya ia sama sekali tidak ingin menggunakan obat-obatan. Sehingga apapun perintah dokter untuk minum obat, ia dengan tegas menolaknya.
Hari Sabtu merupakan hari terakhir kehidupan Gene. Pada hari itu, ibunya baru saja mendarat di Tahoe. Gene ternyata memaksakan diri untuk bertahan sampai ia bertemu dengan ibunya. Pada Sabtu malam, pada pukul 20.01, tepatnya dua jam setelah kedatangan ibunya, Gene menghembuskan nafas terakhirnya. Ia wafat karena embolisme paru-paru yang kembali menyerangnya. Meskipun Corrine sudah siap akan kepergian Gene, peristiwa itu tetap saja menegangkan karena Corrine belum pernah menyaksikan meninggalnya seseorang sedamai itu. Pemakaman Gene berjalan lancar dan sesuai kehendaknya yang sudah ia rencanakan sebelum ia berjumpa dengan ajalnya.

~The end~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar